BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis, keempat-empatnya merupakan caturtunggal.
Sadar atau tidak, keterampilan menyimak ini tidak begitu mendapat
perhatian pada sekolah-sekolah kita selama ini, bahkan juga di negara-negara
yang telah maju. Suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh Paul T. Rankin
pada tahun 1929 terhadap 68 orang dari berbagai pekerjaan dan jabatan di
Detroid sampai pada suatu kesimpulan bahwa mereka ini mempergunakan waktu
berkomunikasi 9% untuk menulis, 16% untuk membaca, 30% untuk berbicara, dan 45%
untuk menyimak. Tetapi walaupun survei itu menyatakan bahwa pada umumnya kita
menggunakan waktu untuk menyimak hampir tiga kali sebanyak waktu untuk membaca,
sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak. Pada
sekolah-sekolah di Detroid, Rankin menemukan fakta bahwa dalam penekanan
pengajaran di kelas, membaca memperoleh 52%, dan menyimak hanya 8% (Salisbury,
1955: 229).
Makalah ini dapat sekadar menanamkan pengertian akan pentingnya
menyimak dalam kehidupan serta dapat pula membantu untuk meningkatkan
keterampilan para siswa sekolah menengah dalam bidang menyimak, maka
tercapailah sudah sebagian dari maksud penulis.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang disampaikan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut.
1.
Bagaimana
pengantar meningkatkan daya simak ?
2.
Apa
saja aneka pengalaman audio pemertinggi kemampuan menyimak ?
3.
Apa
saja aneka kegiatan peningkat daya simak ?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas,maka makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal
sebagai berikut.
1.
Pengantar
meningkatkan daya simak.
2.
Aneka
pengalaman audio pemertinggi kemampuan menyimak.
3.
Aneka
kegiatan peningkat daya simak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengantar Meningkatkan Daya Simak
Salah satu tujuan
pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa: terampil berbicara,
terampil membaca, dan terampil menulis. Oleh karena itu, maka dari setiap guru
bahasa diharapkan timbulnya upaya demi peningkatan keterampilan berbahasa anak
didiknya. Dalam bab ini kita akan membincangkan beberapa hal yang ada kaitannya
dengan peningkatan daya simak, antara lain:
a)
aneka
pengalaman audio pemertinggi kemampuan menyimak
b)
aneka
kegiatan peningkat daya simak
2.2
Aneka Pengalaman Audio Pemertinggi Kemampuan Menyimak
Tidak dapat disangkal lagi bahwa
pengalaman-pengalaman audio pun dapat meningkatkan daya simak seseorang.
Diantara pengalaman-pengalaman serta kegiatan-kegiatan yang akan turut mempertinggi
daya simak para siswa adalah:
A Meyimak pada guru apabila dia:
a)
Memperkenalkan
bunyi-bunyi, urutan-urutan bunyi, pola-pola intonasi, dan ucapan-ucapan dengan
tekanan-tekanan serta jeda-jeda yang kontrastif.
b)
Memberikan
petunjuk-petunjuk yang ada hubungannya dengan kegiatan kelas sehari-hari,
misalnya: mencatat kehadiran, memberikan pekerjaan rumah, atau tugas-tugas
lainnya.
c)
Memberikan
kalimat-kalimat contoh berdasarkan beberapa ciri gramatikal atau ciri leksikal
bahasa.
d)
Memberikan
isyarat-isyarat atau mengemukakan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing
responsi, reaksi yang tepat dalam kegiatan-kegiatan latihan pola bahasa.
e)
Menceritakan
suatu kisah, dongeng, atau fiksi lainnya.
f)
Membacakan
suatu paragraf, puisi, atau sebabak drama secara lisan.
g)
Memperagakan
atau menirukan suatu dialog.
h)
Bercerita
mengenai suatu kejadian yang terjadi pada dirinya sendiri atau orang lain.
i)
Menentukan
suatu situasi bagi suatu dialog, film, atau siaran radio dan televisi, dan
sebagainya.
j)
Mengadakan
suatu imla atau dikte.
k)
Memberikan
suatu latihan menyimak pemahaman.
l)
Memberikan
suatu ceramah mengenai beberapa aspek kebudayaan.
m)
Mempersiapkan
mereka bagi penulisan suatu komposisi.
n)
Menyambut
para tamu dan mengajak mereka turut serta dalam percakapan.
o)
Meminta
mereka turut serta dalam kegiatan-kegiatan praktis tertentu.
B Menyimak pada para siswa lainnya memberi petunjuk-petunjuk,
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan, memberikan rangkuman-rangkuman,
menceritakan aneka kejadian atau insiden (misalnya: apa yang mereka lihat atau
apa yang terjadi dalam perjalanan mereka menuju sekolah).
C Turut serta mengambil bagian atau peranan dalam suatu dramatisasi
atau dialog tertentu.
D Menyimak pada para pembicara yang diundang dari luar atau pada
personalia sekolah lain.
E Menyimak pada rekaman-rekaman fonograf pelajaran-pelajaran yang
sama berulang-ulang sehingga mereka mendapat isi keseluruhan, dapat mendahului
atau “menambah” apa kira-kira yang ingin mereka dengarkan.
F
Menyimak
pada rekaman-rekaman fonograf pelajaran-pelajaran yang sama berulang-ulang
(termasuk rekaman-rekaman nyanyian, drama, puisi, pidato).
G Meyimak pada film-film bicara beberapa kali – ini terutama sekali
disiapkan pada para pelajar bahasa – dan acara-acara radio dan televisi yang
terpilih.
H Ikut serta dalam percakapan-percakapan melalui telepon.
I
Mewawancarai,
mengadakan tanya jawab dengan orang-orang tertentu.
J
Menghadiri
kuliah, ceramah, konferensi, dan pertemuan-pertemuan perkumpulan bahasa asing.
K Turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan spontan, yang tidak
dipersiapkan terlebih dahulu, yang memaksa mereka menyimak secara atentif untuk
membuat suatu reaksi yang tepat terhadap suatu pernyataan atau pertanyaan yang
diajukan oleh pasangan mereka.
L Turut berpartisipasi dalam kelompok-kelompok diskusi atau diskusi
panel.
M Pergi menonton dalam permainan-permainan bahasa (Finocchiaro &
Bonomo, 1973 : 108 - 9).
2.3
Aneka Kegiatan Peningkat Daya Simak
Para guru yang
arif bijaksana yang telah berpengalaman bertahun-tahun dimuka kelas dengan mudah dapat menemukan
beraneka ragam kegiatan yang akan turut meningkatkan kegiatan menyimak (yang
tajam dan mendalam) para anak didik mereka. Berikut ini kita kemukakan sejumlah
saran. Beberapa dari situasi tersebut mungkin dapat dimanfaatkan dalam bentuk
yang disajikan disini, sedangkan yang lain-lainnya mungkin perlu mengalami
variasi-variasi sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Pembicaraan kita
disini terbatas pada kegiatan-kegiatan peningkatan daya menyimak konversasif,
apresiasif, eksplorasif, dan kosentratif saja.
A.
Menyimak Konversasif
Demi perbaikan, peningkatan, serta
kemajuan bagi kegiatan menyimak konversasif maka prosedur-prosedur berikut ini
dapat kita manfaatkan.
a)
Menyiagakan,
menyuruh anak-anak bersiap-siap bagi keperluan perbaikan serta peningkatan
dengan jalan mendiskusikan tanda-tanda atau ciri-ciri kurangnya perhatian para
penyimak yang telah diperhatikan oleh para siswa pembicara dari waktu ke waktu,
dari masa ke masa.
b)
Mengadakan
norma-norma atau standar-standar bagi menyimak yang sopan santun dan untuk
menjadikan seorang konversasionalis yang pandai dan lincah bercakap atau
berbicara degan menarik, terlebih-lebih dalam diskusi.
c)
Membuat
rekaman percakapan kelas serta menerapkan norma-norma yang telah ditetapkan
itu.
d)
Membuat
suatu daftar norma-norma bagi menyimak sopan santun yang tumbuh secara
berangsur-angsur.
e)
Mengevaluasi
percakapan-percakapan kelas berdasarkan daftar norma menyimak sopan santun
diatas.
f)
Mendorong
para siswa untuk mengevaluasi diri sendiri dengan mempergunakan daftar norma
diatas.
g)
Dan
akhirnya, memberi kesempatan kepada wakil-wakil kelas untuk mengadakan evaluasi
atas kegiatan menyimak berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan itu.
Agaknya perlu pila kita ingatkan bahwa menyimak kritis pun turut
pula terlibat tatkala anak-anak bekerja bersama-sama untuk meningkatkan
kebiasaan-kebiasaan menyimak mereka.
B. Menyimak Apresiasif
Dalam kegiatan menyimak apresiasif ini haruslah dipertimbangkan dua
aspek yang berbeda, yaitu:
I.
Keresponsifan,
dan
II.
Pengolahan
serta pengembangan cita rasa.
Dan perlu pula kita sadari bahwa meyimak kreatif pun terlibat pula
dalam sejumlah kegiatan yang didaftarkan di sini. Membaca nyaring atau membaca
bersuara sering kali merupakan latar belakang bagi menyimak responsif atau
menyimak apresiasif, apabila para penyimak;
a)
Membuat
sketsa atau bagan suatu kartun asli seorang tokoh atau situasi yang dilukiskan
dalam suatu cerita.
b)
Mempantomimkan,
memainkan boneka atau wayang, atau mendramatisasikan secara spontan sebagai
suatu responsi terhadap suatu cerita yang baru saja disimaknya.
c)
Secara
individual menceritakan atau menulis suatu kesimpulan akhir yang original bagi
suatu cerita yang berkualitas tinggi; dan
d)
Membuat
latar belakang suara/bunyi-bunyian dengan ritme instrumen-instrumen orkes pada
saat guru membacakan suatu puisi atau cerita yang melukiskan berbagai jenis
suara atau kecepatan gerakan; misalnya pada saat sang tokoh berjalan-jalan,
berjalan cepat, tersandung, berlari dengan lompatan, berhenti sebentar dan
berjalan lagi pelan-pelan, membalap, mengebut, dan meloncat menyelamatkan diri
dari bahaya maut.
Begitu pula halnya dengan bercerita, memberi kesempatan kepada
anak-anak untuk belajar menyimak secara apresiasif dan kreatif; misalnya pada
saat mereka:
(i)
Menceritakan
kisah-kisah berantai yang setiap peserta harus menyambungnya mulai dari saat pembicara
awal sampai berhenti.
(ii)
Menyaksikan
adegan pertama suatu lakon yang direncanakan dan disajikan oleh suatu panitia,
lalu secara spontan menyusun adegan berikutnya.
(iii)
Menyimak
pada petunjuk-petunjuk dalam cerita-cerita yang telah dipersiapkan yang diceritakan
oleh para anggota suatu panitia atau komite khusus, yang menimbulkan serta
menyarankan cerita-cerita spontan pada pihak para penyimak; dan
(iv) Bagi para siswa lanjutan, memperhatikan serta mencatat ide-ide yang
disarankan oleh puisi-puisi dan cerita-cerita yang disajikan oleh guru atau
teman-teman sekelas mereka.
Dalam upaya mencoba meningkatkan serta mengembangkan cita rasa para
siswa dalam santapan menyimak ini maka kegiatan-kegiatan berikut ini dapat
kiranya memberi bantuan yang bermanfaat:
a)
Membuat
pita rekaman berbagai cerita dan puisi yang digemari oleh para siswa dan
memberi kesempatan kepada para penyimak meminta suatu peyajian pribadi terhadap
salah satu yang paling digemari atau yang lainnya agar didiskusikan dalam kelas
mengenai kualitas-kualitas yang terkandung dalam puisi dan cerita yang menarik
sepanjang masa.
b)
Melukis
atau menggambar pemandangan-pemandangan yang disarankan oleh pilihan terbanyak
yang merupakan pujian.
c)
Mengadakan
suatu “pawai sukses” puisi-puisi atau cerita-cerita antar pribadi atau antar
kelas yang didengar selama dua minggu tatkala anak-anak mendapat giliran
membaca.
d)
Membuat
“pawai sukses” kelas yang bersamaan dari pertunjukan-pertunjukan radio atau
televisi setempat.
e)
Menyelidiki
pendapat umum mengenai berbagai preferensi atau pilihan menyimak para anggota
kelas bagi acara-acara serupa itu, dilanjutkan dengan suatu kegiatan diskusi
mengenai kulaitas-kualitas yang menyebabkan pilihan tersebut.
f)
Membuat
suatu lembaran penilaian yang secara koperatif menunjukkan jenjang-jenjang untuk
mengevalusi penyimakan radio dan televisi, dan akhirnya
g)
Membentuk
suatu komite atau panitia yang akan memberikan pengumuman kemajuan acara-acara
pilihan yang disajikan pada suatu teater lokal atau pada acara radio dan
televisi.
C. Menyimak Eksplorasif
Peningkatan serta kemajuan dalam
bidang menyimak eksplorasif atau menyimak penjelajahan ini dapat timbul dari
kegiatan-kegiatan yang kita terangkan berikut ini:
a)
Dalam
memperluas dan mendalami makna-makna kata, para siswa dapat menyimak pada
kata-kata tertentu yang telah didaftarkan di papan tulis sebelum menyimak suatu
bacaan pilihan. Mereka akan memahami makna dengan memperhatikan konteks
pemakaian kata-kata tersebut.
b)
Setelah
menyimak pada seperangkat petunjuk hanya sekali saja, para siswa akan
mengadakan suatu eksperimen sederhana melaksanakan beberapa usaha dalam
keahlian atau konstruksi.
c)
Setelah
menyimak, para siswa menuliskan petunjuk-petunjuk, misalnya bagi penyelamatan
diri di pantai atau bagi pemain sepak bola.
d)
Atau
mereka penyimak informasi baru mengenai suatu topik yang sebagian telah pernah
dipelajari.
Cara yang paling baik untuk membantu para siswa menyimak informasi
ialah melihat apakah mereka menyimak dengan suatu pertanyaan atau masalah dalam
hati, apakah mereka mempunyai suatu maksud eksplisit bagi kegiatan menyimak
yang akan mereka lakukan itu. Sang guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan
yang timbul dari diskusi kelas ataupun yang dikemukakan oleh seorang siswa
secara individual yang belum memahami sepenuhnya beberapa pengalaman yang menimbulkan
semangat dan kegairahan. Sang guru dapat memikirkan serta merencanakan berbagai
latihan khusus, misalnya;
(i)
Dia
dapat membuat suatu catatan atau arsip laporan berita dan menerbitkan
ujaran-ujaran yang berisi pernyataan-pernyataan yang bertentangan, yang telah
usang tidak terpakai lagi, atau yang tidak masuk akal sama sekali, dan menyuruh
para siswa menyimak secara khusus terhadap kontradiksi-kontradiksi dan
pernyataan-pernyataan yang telah usang atau menggelikan itu.
(ii)
Guru
yang berbakat dapat menulis pernyataan-pernyataan yang bertentangan atau yang
tidak masuk akal itu buat simakan kelas, seperti: “ Ani pergi ke kebun
memetik mawar yang telah layu dan indah warnanya buat ditaruh di dalam pot
bunga yang telah pecah di kamar tamu”.
(iii)
Para siswa dapat menyimak laporan-laporan
(yang disajikan secara pribadi ataupun yang direkam oleh kelas sebelumya) atau
suatu penjelasan untuk mempelajari fakta-fakta yang memperbaiki ide-ide yang
keliru terdahulu.
(iv) Seluruh kelas dapat menonton serta menyimak suatu film bicara dengan
tujuan utama memikirkan masalah-masalah yang dapat membimbing diskusi kelompok.
Suatu bentuk menyimak yang relatif lebih maju bagi informasi adalah
penentuan ide pokok dalam suatu pilihan yang baru saja didengar. Agar memiliki
bahan-bahan yang tersedia bagi pembuatan latihan-latihan, maka hendaknya guru
membuat kliping-kliping pidato, kuliah, laporan, pemberian atau deskripsi yang
pantas serta sesuai untuk itu; atau dia dapat membuat suatu arsip
rekaman-rekaman pita yang dapat dipergunakan setiap tahun. Sebelum para siswa
berusaha menemukan ide-ide pokok melalui menyimak, hendaknya mereka telah
mempunyai pengalaman sungguh-sungguh dalam menemukan ide pokok dalam sejumlah
bahan bacaan pilihan. Kegiatan-kegiatan menyimak pertama hendaknya dipusatkan
pada paragraf-paragraf tunggal dalam latihan-latihan yang menuntut para siswa:
a)
Memilih
topik pusat yang sebenarnya dari suatu daftar pilihan berganda topik-topik yang
berhubungan dengan paragraf tersebut yang hanya salah satu di antaranya yang
merupakan ide pokok sebenarnya dari paragraf itu; atau
b)
Dengan
cara yang sama memilih kalimat topik paragraf tersebut. Topik-topik atau
pernyataan-pernyataan pilihan berganda itu hendaknya ditulis di papan tulis
atau pada kertas sehingga para siswa mempunyai waktu untuk memikirkan serta mempertimbangkannya
secara evaluatif. Latihan yang lebih lanjut lagi dalam menemukan serta
menentukan ide-ide pokok didasarkan pada pilihan-pilihan yang terdiri atas tiga
atau empat bagian. Dalam latihan ini para siswa dituntut untuk:
c)
Menuliskan,
dalam urutan yang wajar, suatu topik yang memainkan peranan penting atau yang
dapat mewakili ide topik dalam pilihan itu; atau
d)
Menulis
suatu pernyataan bagi masing-masing. Kelas tujuh dan kelas delapan hendaknya
sanggup menggarap latihan yang lebih sulit lagi tetapi yang bermanfaat bila
mereka menemukan tema keseluruhan pilihan itu. Di sini pun butir-butir pilihan
berganda hendaknya tersedia bagi para siswa untuk;
e)
Memilih
topik-topik inti; atau
f)
Memilih
kalimat yang baik mengekspresikan tema tersebut. Para siswa yang lebih pintar
akhirnya hendaknya sanggup dan mampu untuk;
g)
Menuliskan
tema tersebut secara bebas. Dan akhirnya setelah memperoleh banyak pelajaran
dalam menemukan ide-ide pokok, maka para siswa mampu;
h)
Menulis
rangkuman-rangkuman.
D. Menyimak Konsentratif
Dalam
pembicaraan di atas pun sebenarnya kita telah menyinggung-nyinggung kegiatan
menyimak konsentratif. Bentuk lain dari menyimak konsentratif yang menuntut
para siswa untuk memperhatikan urutan ide-ide, adalah sebagai berikut ini:
(i)
Permainan
sederhana yang mengikutsertakan anak-anak mengulangi apa-apa yang telah
dikatakan dalam pernyataan-pernyataan kumulatif para siswa terdahulu, contoh:
Mereka pergi ke pasar membeli buah-buahan
Ani : “Saya membeli
jeruk.”
Ana : “saya membeli jeruk dan pisang.”
Ina : “saya membeli jeruk dan pisang dan
mangga.”
Ida : “saya membeli jeruk, pisang, mangga
dan durian.”
Permainan ini
berlangsung terus selama daftar kumulatif lengkap dan dalam susunan yang benar.
(ii)
Tugas
kedua yang menarik adalah berpantomimkan suatu cerita (yang terdiri atas tiga atau empat adegan)
yang telah disajikan secara lisan.
(iii)
Suatu tugas alternatif adalah penceritaan
kembali cerita tersebut dalam urutan yang wajar.
(iv) Alternatif lain adalah
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan adegan-adegan cerita tersebut.
Erat berhubungan dengan penempatan ide-ide utama serta penentuan
urutan-urutannya adalah memperhatikan rencana organisasi sang pembicara. Disini
pun para siswa haruslah pertama sekali membaca dan menganalisis beberapa cara
mengemukakan suatu pembicara, seperti lelucon untuk menarik perhatian serta
membuat para pendengar santai, suatu ucapan komplementer mengenai kota atau
organisasi yang mensponsori pembicaraan itu, atau suatu pengalaman pribadi,
yang membimbing pendengar ke arah tema pembicaraan. Para siswa akan terbiasa
dengan frase-frase tradisional (“berikutnya”, atau “kedua”, ataupun
“selanjutnya”) yang menyoroti suatu pertukaran atau pergantian ke arah
ide penting berikutnya. Mereka juga akan memperhatikan rencana sang pembicara
dalam penutupan ceramah atau kuliah tertulisnya itu.
Mengiringi pengalaman penting dalam menganalisis kuliah-kuliah
tertulis, maka para siswa hendaknya menganalisis pula cuplikan-cuplikan rekaman
singkat atau pidato-pidato tertulis yang dibacakan secara lisan oleh guru.
(1)
Mereka
akan memperhatikan tipe pendahuluan.
(2)
Mereka
akan mengamati atau mengawasi kata-kata transisional yang menuju ke arah pokok
penting berikutnya.
(3)
Mereka
akan bersiap siaga terhadap rencana sang pembicara untuk mengulangi pokok-pokok
yang telah dibuatnya sebelum mengemukakan pokok berikutnya.
(4)
Mereka
akan memperhatikan tipe kesimpulan, seperti rangkuman atau cerita ilustratif
yang menunjukkan pokok-pokok yang telah dibuat oleh sang pembicara.
(5)
Dalam
latihan lainnya yang menarik, para siswa yang lebih tua akan menyimak
pendahuluan suatu pidato seorang pembicara terkenal dan mencoba meramalkan
pokok-pokok yang akan dikemukakannya.
Hal-hal lain yang agak berhubungan dengan pengalaman-pengalaman
dalam memperhatikan ide-ide penting dan rencana organisasi sang pembicara
adalah aktivitas-aktivitas dalam memperhatikan detail-detail ilustratif.
Bilamana para siswa harus menyimak detail-detail, maka pertama sekali mereka
harus diberitahukan dan diingatkan akan adanya pokok-pokok dan ide-ide penting
yang akan dilukiskan:
(i)
Sebaiknya
mereka menyimak, hendaknya mereka
menulis suatu topik atau suatu kalimat untuk menggambarkan setiap detail
ilustratif penting.
(ii)
Para
siswa dapat menyimak detail-detail yang akan membantu mereka untuk membuat
suatu bagan yang tepat atau gambar terperinci pada suatu gambar dinding.
Sang guru pun akan menemukan cara yang sebaiknya untuk menyusun
pilihan-pilihan atau cuplikan-cuplikan yang menonjolkan detail-detail
ilustratif yang tegas dengan membuat kliping-kliping atau membuat
rekaman-rekaman pita. Maka saat pentingpun tibalah: para siswa perlu membuat
catatan-catatan, misalnya selama mengadakan wawancara, mengikuti kuliah tamu
yang diberikan oleh tamu sekolah, tatkala berkaryawisata ke museum, atau pada
saat pembukaan industri yang rumit. Pengalaman-pengalaman terdahulu dalam menemukan
ide-ide penting dan mengikuti rencana sang pembicara akan membentuk suatu dasar
bagi pembuatan catatan-catatan yang berharga yang akan merupakan
catatan-catatan penting bagi pembicaraan informal serta merupakan suatu
kerangka atau bagan bagi penyajian yang teratur rapi. Membuat catatan dan
membuat bagan sementara menyimak memang agak sulit, dan semua siswa terkecuali
yang paling mampu dan cakap, haruslah mempunyai tanggung jawab yang amat
sederhana.
Apabila saja anak-anak disodori norma-norma untuk menyimak yang
baik serta dianjurkan untuk mempergunakannya, maka mereka sebenarnya telah
terlibat dalam menyimak kritis yang sangat diperlukan dalam kehidupan modern.
Yang penting dalam hal ini ialah bahwa anak-anak dibimbing secara konstan
mengembangkan selera yang bermutu dalam memilih acara-acara pada radio-radio
dan televisi yang telah begitu umum di rumah mereka. Juga penting, agar mereka
menilai pernyataan-pernyataan yang bertentangan dalam iklan-iklan produksi yang
bersaingan, dan juga mempertimbangkan secara objektif dan bijaksana
pidato-pidato atau kuliah-kuliah yang diberikan oleh para politikus dan pemuka
organisasi yang beraneka ragam dalam upaya mereka meyakinkan serta menarik para
pendengar menjadi pendukung mereka. Adalah wajar bila sekolah mempergunakan
serta memanfaatkan sebagian besar dari kesempatan-kesempatan ini untuk
meningkatkan daya simak kritis para siswa.
Salah satu dari pelajaran-pelajaran penting yang harus dipetik oleh
anak sekolah yang masih muda itu ialah perbedaan antara fakta dan fantasi,
antara kenyataan dan khayalan, selanjutnya dapat membedakan dengan tugas antara
fakta dan opini, antara kenyataan dan pendapat. Untuk mencapai maksud tersebut
maka para siswa pada tingkatan menengah dan atas dapat mengecek, memeriksa
keontetikan pernyataan-pernyataan dalam situasi-situasi berikut ini:
a)
Para
siswa dapat mengemukakan pendapat-pendapat yang spontan dan kemudian memperoleh
fakta-fakta untuk membuktikan pendapat-pendapat lisan mereka itu.
b)
Sang
guru dapat menggunting atau menemukan pernyataan-pernyataan yang
mencampurbaurkan fakta dan opini yang masuk akal dan menyuruh para siswa
mula-mula menyimak opini-opini, dan kemudian fakta-fakta yang tidak dapat
dibantah lagi.
c)
Sang
guru dapat menceritakan ataupun membacakan secara lisan pernyataan-pernyataan
singkat dengan pemahaman agar para siswa menuliskannya kembali ke dalam pernyataan-pernyataan yang faktual.
d)
Para
siswa dapat menyimak kuliah-kuliah dan acara-acara radio dan televisi, serta
mencatat contoh-contoh opini yang dinyatakan sebagai fakta-fakta yang nyata.
Mereka akan melaporkan temuan ini kepada kelas untuk menentukan apakah
pernyataan tersebut benar-benar bersifat opini atau tidak. Anak-anak harus
belajar mencari fakta waktu mereka menyimak.
e)
Para
siswa kelas tertinggi yang paling pintar dan cakap dapat mengecek dari
pembicaraan mereka beberapa contoh opini yang telah mereka nyatakan sebagai
fakta-fakta.
f)
Para
siswa tersebut dapat mengumpulkan serta menyusun frase-frase yang dipergunakan
oleh para pembicara untuk menyembunyikan hal-hal yang dapat diperdebatkan dalam
pernyataan-pernyataan mereka dan membuat semua itu seolah-olah bersifat
faktual, misalnya: “para pemimpin mengatakan”; “dari sumber yang
layak dipercaya”; “para ahli melaporkan.” Jenis menyimak kritis ini
menuntut pikiran-pikiran cerah, yang secara ideal harus dimiliki oleh
setiap siswa.
g)
Seorang
anggota panel atau penganggah dapat mengutip beberapa pernyataan yang tidak
sesuai dengan konteks dan memberikan kesan yang salah kepada para pendengarnya,
jika para pendengar tersebut tidak membuat suatu penilaian yang bijaksana dan
objektif terhadap fakta-fakta kutipan serupa itu.
Para siswa lainnya mungkin beranggapan bahwa hal-hal serupa itu
amat menarik serta membangkitkan minat sebab dalam kegiatan-kegiatan tersebut
mereka belajar menyimak bahasa emosif:
(1)
Pertama-tama
mereka dapat mendaftar serta membandingkan muslihat-muslihat yang masuk akal
yang digunakan oleh para pengiklan pada siaran radio dan televisi untuk menarik
perhatian, seperti: menciutkan ban, tembak-tembakan senapan, gema ruangan.
(2)
Kegiatan
yang menarik lainnya adalah analisis mengenai psikologis penjualan yang
mendasari iklan-iklan, misalnya: Apakah masuk akal, rinso bisa mencuci sendiri?
Apakah logis, begitu minum obat, penyakit langsung sembuh?
(3)
Pidato-pidato
para politikus dan promotor organisasi dapat pula dianalisis sedemikian rupa
bukan saja dari segi tipe tuntutan psikologis tetapi juga dari segi bahasa yang
menonjolkan teknik-teknik berbaring dengan kaki terkangkang dan tangan
telentang diatas tanah, dan usaha membangkitkan semangat mendukung suatu
tuntutan, penggeneralisasian yang cemerlang dan muluk-muluk, dan sebagainya.
Apabila pidato-pidato bernada emosif, maka para pendengar harus memberikan
perhatian kritis agar dapat menentukan apakah sang pembicara hanya mencoba agar
dia menarik perhatian ataukah dia mempergunakan emosi sebagai suatu kamuflase,
suatu penyamaran untuk mengelabui para pendengar.
(4)
Perbandingan
lainya yang menarik yang dapat pula dibuat antara laporan-laporan berita dan
komentar-komentar pada radio dan televisi. Sang guru dapat menggunakan
pekerjaan rumah atau rekaman-rekaman yang telah dibuat untuk membantunya dalam
membimbing (pembuatan) perbandingan tersebut (Dawson [et al], 1963 : 161 – 9;
Ehninger [et al], 1978 : 21 – 33).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Demikianlah telah kita perbincangkan dengan agak terperinci aneka
kegiatan peningkatan daya simak para siswa. Pembicaraan diatas itu dapat pula
kita rangkumkan dengan mempergunakan dengan cara lain, seperti dapat kita lihat
pada gambar 44 berikut ini.
Gambar 44. Cara
Meningkatkan Keterampilan Menyimak (disarikan dari : Webb, 1975 : 147)
3.2
Saran
a. Makalah ini merupakan resume dari sumber, untuk lebih mendalami isi makalah kiranya dapat merujuk pada sumber aslinya yang tercantum dalam daftar pustaka.
b. Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
a. Makalah ini merupakan resume dari sumber, untuk lebih mendalami isi makalah kiranya dapat merujuk pada sumber aslinya yang tercantum dalam daftar pustaka.
b. Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Henry Guntur. 1987. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung:
Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar