ABSTRAK
Keanehan sebuah
perpustakaan yang bisa menyimpan berbagai makhluk yang sudah mati, tapi tetap
memiliki keutuhan fisik. Begitulah kebanyakan anak-anak kecil memikirkannya,
dan tak jarang pula sebagai anak kecil mempercayai adanya roh-roh makhluk purba
tersebut yang berkeliaran ketika malam sudah tiba.
Sulit juga bagi indira untuk merasakan soal dualitas yang aneh itu.
Ayahnya selalu tertarik dualitas. Bagi indira apapun itu mengerikan. Dua hal
yang sangat jauh berbeda, tapi tidak pernah dapat dipisahkan. Seperti terdapat
pada cerita dua makhluk yang baik dan jahat justru berdampingan melengkapi
antara satu dengan lain. Yang pertama adalah yang sangat berbahaya banteng
bertubuh manusia, ia sebesar dan sekuat banteng pada jaman dulu. Matanya merah
dan menyala, tanduknya lebih tajam dan lebih kuat dari pada tombak pemecah
kayu. Yang kedua adalah manusia berkaki kuda, dia liar dan perkasa, perutnya
bersekat-sekat, dada dan lengannya berpejal-pejal. Rambutnya ikal, sedikit
tampan dan bergaris keras.
Didunia ini semua terdapat dualitas yang berbeda tetapi tidak bisa
dipisahkan, seperti: hidup-mati, senang-sedih, suka-duka, atas-bawah,
depan-belakang, maju-mundur. Begitu juga dalam kehidupan, semua masalah dan semua
kebahagiaan pasti terdapat sisi positif dan sisi negatifnya sendiri-sendiri.
Dan termasuk manusia, janganlah kita suka membanding-bandingkan antara satu
dengan lain, karena tidak ada seorang manusia yang sempurna, mereka memiliki
kelebeihan dan kekurangan masing-masing.
PENDAHULUAN
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel
dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.
Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang
bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang
terjadi di dalam masyarakat, pertentangan 2 keadaan / lebih, hubungan
antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan
lain-lain. masalah yang diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif
kualitatif mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif, serta dapat juga
menjadi sebuah studi korelasional 1 unsur bersama unsur lainnya. Biasanya
kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data,
meginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada
penganalisisan data tersebut.
Bogdan dan Taylor menyatakan bahwa Penelitian kualitatif
adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan prilaku orang orang yang diamati. Melalui penelitian
kualitatif peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut definisi ini penelitian kualitatif
menghasilkan data deskriptif sehingga merupakan rinci dari suatu fenomena yang
diteliti. Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada manusia dalam kawasannya tersendiri dan berhubungan
dengan orang orang tersebut dalam bahasa dan dalam peristilahannya.
Penelitian deskriptif menurut Kenneth D. Bailey adalah suatu
penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu fenomena
secara detil ( untuk menggambarkan apa yang terjadi). Penelitian
deskriptif bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu ,
sudah ada informasi mengenai gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatu
permasalahan penelitian namun belum memadai . Penelitian deskriptif menjawab
pertanyaan apa dengan penjelasan yang lebih terperinci mengenai gejala sosial
seperti yang dimaksudkan dalam suatu permasalahan penelitian yang
bersangkutan. Penelitian deskriptif dilakukan terhadap variable mandiri ,
yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang
lain.
PEMBAHASAN
Sastra merupakan wujud gagasan
seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan sosial yang beraada di
sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil
perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai karya fiksi
memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya sekadar cerita khayal atau
angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari kreativitas pengarang dalam
menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya.
nilai pendidikan merupakan segala sesuatu yang baik maupun
buruk yang berguna bagi kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses
pengubahan sikap dan tata laku dalam upaya mendewasakan diri manusis melalui
upaya pengajaran. Dihubungkan dengan eksistensi dan kehidupan manusia,
nilai-nilai pendidikan diarahkan pada pembentukan pribadi manusis sebagai
makhluk individu, sosial, religius, dan berbudaya. Nilai-nilai pendidikan yang
tersirat dalam berbagai hal dapat mengembangkan masyarakat dalam berbagai hal
dapat mengembangkan masyarakat dengan berbagai dimensinya dan nilai-nilai
tersebut mutlak dihayati dan diresapi manusia sebab ia mengarah pada kebaikan
dalam berpikir dan bertindak sehingga dapat memajukan budi pekerti serta
pikiran/ intelegensinya.
Macam-macam Nilai Pendidikan
1.
Nilai Pendidikan Religius
Religi merupakan suatu kesadaran yang
menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature.
Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga
menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya
hubungan ke dalam keesaan Tuhan (Rosyadi, 1995: 90). Nilai-nilai religious
bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan
selalu ingat kepada Tuhan.
Berikut beberapa contoh nilai yang mengingatkan kita
pada keberadaannya tuhan dalam cerpen Dualitas karya Ayu Utami. Anak kecil
percaya bahwa di gedung kolonial itu ada hantu makhluk purba yang diwetkan. Dari
kalimat tersebut dapat di simpulkan bahwa atas kebesaran kekuasaan Tuhan Dia
mampu membuat makhluk yang nampak, sekalipun yang kasat mata. Bahkan Tuhan
memberikan akal kepada manusia, sekalipun itu anak kecil tapi tidak jarang bisa
melihat barang-barang halus yang tidak bisa dilihat oleh sembarang orang. Tanpa
mendengar kisah pembunuhan dibalik perwujudan hewan-hewan cantik itupun, anak
kecil yang peka tahu bahwa roh-roh makhluk satwa itu tetap menghuni museum.
Mereka diam di siang hari. Tapi pada malam hari, setelah gerbang ditutup semua
pintu dikunci dan petugas pulang, mereka akan menghidupkan tubuh-tubuh hewan
itu kembali.
2.
Nilai Pendidikan Moral
Moral merupakan sesuatu yang igin
disampaikan pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam
karya sastra, makna yang disaratkan lewat cerita. Moral dapat dipandang sebagai
tema dalam bentuk yang sederhana, tetapi tidak semua tema merupakan moral
(Kenny dalam Nurgiyantoro, 2005: 320). Moral merupakan pandangan pengarang
tentang nilai-nilai kebenaran dan pandangan itu yang ingin disampaikan kepada
pembaca. Hasbullah (2005: 194) menyatakan bahwa, moral merupakan kemampuan
seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk. Nilai moral yang
terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal
nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus
dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan
hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi
orang itu , masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar.
Contoh: Mereka dahulu ditangkap dan dibunuh khusus untuk diawetkan demi
ilmu pengetahuan. Mereka dijebak hidup-hidup, lalu leher mereka dipuntir.
Demikian agar mereka mati tanpa berdarah dan tanpa rusak permukaan kulitnya.
Demi sains. Setelah mati, mereka dikeringkan dan mata mereka diganti dengan
kelereng. Pembunuh. Manusia sesungguhnya adalah pembunuh, mereka menjebak
dan membunuh makhluk yang tidak berdosa demi kepuasannya atas sains. Padahal
makhluk hidup juga punya kehidupan yang hampir sama dengan manusia, mereka
berkeluarga, mereka melindungi anaknya dan saling menyayangi satu sama lain.
Di dalam ruang rahasia itu ada
dua bilik berjeruji, seperti kandang di kebun binatang. Masing-masing ditinggali
dua yang menakutkan itu. Kata menakutkan berimplikasi pada sifat moral yang
tidak baik, jahat dan lain-lainnya. Saking jahatnya mereka di tempatkan di
balik jeruji dan pada tempat yang rahasia agar tidak ada orang yang tahu dan
sembrono membebaskan mereka. Ia sesungguhnya tidak makan manusia, tidak juga
anak kecil. Ia tidak makan daging karena lapar. Ia makan daging karena marah.
Ia makan daging manusia ataupun segala yang dipelihara manusia karena ia marah.
Dalam kemarahan, manusia pun bisa berbuat yang sangat kejam layaknya orang
yang tidak mempunyai hati sekalipun. Kemarahan membuat orang lupa atas apa yang
harus ia lakukan, dan terkadang kemarahan hanya akan membuat masalah semakin
tidak bisa terselesaikan.
3.
Nilai Pendidikan Sosial
Kata “sosial” berarti hal-hal yang
berkenaan dengan masyarakat/ kepentingan umum. Nilai sosial merupakan hikmah
yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku
sosial brupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang
ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial
bermasyarakat antar individu. Nilai sosial yang ada dalam karya sastra dapat
dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan (Rosyadi,
1995: 80). Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan
pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu
dengan individu lainnya. Nilai sosial
mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah
masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka
menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam
nilai sosial. Sejalan dengan tersebut nilai sosial dapat diartikan sebagai
landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa yang benar dan penting, memiliki
ciri-ciri tersendiri, dan berperan penting untuk mendorong dan mengarahkan
individu agar berbuat sesuai norma yang berlaku.
Dalam hidup bermasyarakat, kita tidak bisa lepas dengan sifat sosial,
seperti kalimat berikut. Lagi pula, apa yang akan terjadi dengan binatang
dan kusirnya jika kita tak mau lagi naik delman? Ia ingin sais maupun si kuda
terus memiliki martabat seperti yang ia tahu di masa kanak-kanak. Kalimat
tersebut menggambarkan kepedulian tehadap sesama. Seorang kusir juga manusia
yang membutuhkan makan dan biaya untuk hidupnya sehari-hari. Dan jika dokarnya
kalah saing dengan mobil-mobil dan motor yang terasa lebih praktis. Bagaimana
dengan nasib mereka yang jernih payah berusaha dengan keras menarik dokar di
bawah terik matahari, tak lupa pula sepulang mencari penumpang masih haru
mencari rumput untuk makan kudanya.
4.
Nilai Pendidikan Budaya
Nilai-nilai budaya menurut Rosyadi (1995:74)
merupakan sesuatu yang dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok
masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok
masyarakat atau suku bangsa lain sebab nolai budaya membatasi dan memberikan
karakteristik pada sutu masyarakat dan kebudayaannya.
Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat. Uzey (2009: 1) berpendapat mengenai pemahaman tentang nilai budaya dalam kehidupan manusia diperoleh karena manusia memaknai ruang dan waktu. Makna itu akan bersifat intersubyektif karena ditumbuh-kembangkan secara individual, namun dihayati secara bersama, diterima, dan disetujui oleh masyarakat hingga menjadi latar budaya yang terpadu bagi fenomena yang digambarkan.
Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat. Uzey (2009: 1) berpendapat mengenai pemahaman tentang nilai budaya dalam kehidupan manusia diperoleh karena manusia memaknai ruang dan waktu. Makna itu akan bersifat intersubyektif karena ditumbuh-kembangkan secara individual, namun dihayati secara bersama, diterima, dan disetujui oleh masyarakat hingga menjadi latar budaya yang terpadu bagi fenomena yang digambarkan.
Kota ini kini begitu padat. Jalanannya penuh dengan mobil dan angkutan umum
yang semua mengeluarkan asap. Ia kasihan pada kuda yang harus bersaing dengan
hewan-hewan besi yang pantatnya menyemburkan karbon monoksida dan segala racun. Di zaman yang sudah modern ini keramaian, kemacetan lalu lintas sudah
menjadi kebudayaan yang tidak lepas dengan ibu kota besar, disamping hawanya
yang panas ditambah dengan berbagai asap kendaraan yang memperparah keadaan
sehingga penuh racun dan berbahaya bagi kesehatan.
no
|
nilai
|
data
|
deskripsi
|
1.
|
Nilai Religius
|
Anak kecil percaya bahwa di gedung
kolonial itu ada hantu makhluk purba yang diwetkan
|
Dari kalimat tersebut dapat di
simpulkan bahwa atas kebesaran kekuasaan Tuhan Dia mampu membuat makhluk yang
nampak, sekalipun yang kasat mata.
|
|
|
Tanpa mendengar kisah pembunuhan
dibalik perwujudan hewan-hewan cantik itupun, anak kecil yang peka tahu bahwa
roh-roh makhluk satwa itu tetap menghuni museum. Mereka diam di siang hari.
Tapi pada malam hari, setelah gerbang ditutup semua pintu dikunci dan petugas
pulang, mereka akan menghidupkan tubuh-tubuh hewan itu kembali.
|
Bahkan Tuhan memberikan akal kepada
manusia, sekalipun itu anak kecil tapi tidak jarang bisa melihat
barang-barang halus yang tidak bisa dilihat oleh sembarang orang.
|
2
|
Nilai Moral
|
Mereka dahulu ditangkap dan dibunuh khusus untuk diawetkan demi ilmu
pengetahuan. Mereka dijebak hidup-hidup, lalu leher mereka dipuntir. Demikian
agar mereka mati tanpa berdarah dan tanpa rusak permukaan kulitnya. Demi
sains. Setelah mati, mereka dikeringkan dan mata mereka diganti dengan
kelereng
|
Pembunuh. Manusia
sesungguhnya adalah pembunuh, mereka menjebak dan membunuh makhluk yang tidak
berdosa demi kepuasannya atas sains. Padahal makhluk hidup juga punya
kehidupan yang hampir sama dengan manusia, mereka berkeluarga, mereka
melindungi anaknya dan saling menyayangi satu sama lain.
|
|
|
Di dalam ruang rahasia itu ada dua bilik berjeruji, seperti kandang di
kebun binatang. Masing-masing ditinggali dua yang menakutkan itu
|
Kata menakutkan berimplikasi pada sifat moral yang tidak baik, jahat dan
lain-lainnya. Saking jahatnya mereka di tempatkan di balik jeruji dan pada
tempat yang rahasia agar tidak ada orang yang tahu dan sembrono membebaskan
mereka.
|
|
|
Ia sesungguhnya tidak
makan manusia, tidak juga anak kecil. Ia tidak makan daging karena lapar. Ia
makan daging karena marah. Ia makan daging manusia ataupun segala yang
dipelihara manusia karena ia marah.
|
Dalam kemarahan, manusia pun bisa berbuat yang sangat kejam layaknya
orang yang tidak mempunyai hati sekalipun. Kemarahan membuat orang lupa atas
apa yang harus ia lakukan, dan terkadang kemarahan hanya akan membuat masalah
semakin tidak bisa terselesaikan.
|
3
|
Nilai Sosial
|
Lagi pula, apa yang
akan terjadi dengan binatang dan kusirnya jika kita tak mau lagi naik delman?
Ia ingin sais maupun si kuda terus memiliki martabat seperti yang ia tahu di
masa kanak-kanak.
|
Kalimat tersebut menggambarkan kepedulian tehadap sesama. Seorang kusir
juga manusia yang membutuhkan makan dan biaya untuk hidupnya sehari-hari. Dan
jika dokarnya kalah saing dengan mobil-mobil dan motor yang terasa lebih
praktis. Bagaimana dengan nasib mereka yang jernih payah berusaha dengan
keras menarik dokar di bawah terik matahari, tak lupa pula sepulang mencari
penumpang masih haru mencari rumput untuk makan kudanya.
|
4
|
Nilai Budaya
|
Kota ini kini begitu
padat. Jalanannya penuh dengan mobil dan angkutan umum yang semua
mengeluarkan asap. Ia kasihan pada kuda yang harus bersaing dengan
hewan-hewan besi yang pantatnya menyemburkan karbon monoksida dan segala
racun.
|
Di zaman yang sudah modern ini keramaian, kemacetan lalu lintas sudah
menjadi kebudayaan yang tidak lepas dengan ibu kota besar, disamping hawanya
yang panas ditambah dengan berbagai asap kendaraan yang memperparah keadaan
sehingga penuh racun dan berbahaya bagi kesehatan.
|
PENUTUP
Nilai-nilai pendidikan yang terdapat
dalam cerpen Dualistik karya Ayu Utami, berdasarkan hasil analisis terdiri dari
empat nilai. Nilai-nilai pendidikan tersebut yaitu:
a
nilai pendidikan religius merupakan sudut pandang
yang mengikat manusia dengan Tuhan pencipta alam dan seisinya.
b
Nilai pendidikan moral yaitu suatu nilai yang
menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan bermasyarakat.
c
Nilai pendidikan sosial yaitu suatu kesadaran dan
emosi yang relatif lestari terhadap suatu objek, gagasan, atau orang.
d
Nilai pendidikan budaya tingkat yang palig tinggi
dan yang paling abstrak dari adat istiadat.
DAFTAR RUJUKAN
pemimpi/ diunduh pada tanggal 07 April 2014
pukul 22.20 WIB
http://ikesuryaning.blogspot.com/cerpendualitas/ diunduh pada tanggal 05 April 2014
pukul
10.15 WIB